Powered By Blogger

Thursday, May 20, 2010

MERAH-PUTIH negaraku



Kibaranmu mempersatukan kami, nikmat arti sebuah kemerdekaan...

“Jangan tanyakan apa yang telah negara berikan kepadamu tapi tanyakan apa yang telah kauberikan kepada bangsamu “ Selama kita masih tinggal di negara ini dan masih menginjak tanah Negara ini, apakah kita pernah merenungkannya dan bertanya pada diri kita sendiri “Apa yang sudah saya berikan buat negara ini?”, “kenapa saya harus melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi negara ini?”, “dalam bentuk apa saya harus membangun bangsa ini?”, “kapan saya harus memulai untuk membangun bangsa ini?” “dimana saya harus memulai untuk membangun bangsa ini?” dan pertanyaan terakhir yang harus dipertanyakan adalah “apakah saya mencintai negara ini?”. Secara tidak sadar kita melakukan tindakan Abandonment bagi negara ini, loyalitas kita untuk negara ini telah hilang, kita telah menghakimi negara ini sebagai negara yang tidak mempunyai nilai dan harga, dan tanggapan – tanggapan inilah yang akhirnya menjadikan negara kita tidak dapat dimanfaatkan lagi, karena rasa kepercayaan kita terhadap negara ini telah dimanfaatkan oleh para pemerintah kita. Idiologi Pancasila yang dulunya kita banggakan sekarang hanya menjadi tulisan yang sekedar untuk dihafalkan saja di sekolah - sekolah, dan kita lupakan begitu saja setelah lulus sekolah. Media massa seperti koran sangat penting sekali peranannya, yang dalam hal ini berguna untuk membuka wawasan kita yang selama ini telah dibutakan oleh sebagian orang – orang “Berdasi” yang tidak bertanggung jawab. “Sudah terlalu banyak orang yang jahat di negara ini, dan ini kesempatan kita untuk melakukan suatu hal yang baik bagi negara ini, sesuatu yang bisa memajukan bangsa ini”. Kita harusnya menyadari bahwa yang dapat menyelamatkan bangsa kita sekarang ini adalah diri kita sendiri, kita sendiri yang dapat menentukan kemana tujuan bangsa ini berlari dan bukan ditentukan oleh negara lain. Seharusnya rakyat dan pemerintah harus saling koordinasi untuk memajukan bangsa ini, namun dalam kenyataanya di dalam lapangan tidak demikian, yang terjadi malahan sering timbulnya diskriminasi antara SARA, tidak jarang kita lihat dan dengar selalu saja terjadi perseteruan antara suku, kaum, umat dan pendapat. Ya memang negara ini adalah negara yang berdiri berdasarkan demokrasi, yang berdiri untuk memperjuangkan Hak Asasi Manusia Indonesia, namun kelihatannya kita seperti memakan demokrasi itu sendiri, menindas dan menipu yang lemah dengan diiming-imingi kemakmuran seperti disurga dan kalau boleh dikatakan secara diam – diam kita telah memperkosa kehormatan negara ini. “kemana negara ini akan menuntut?” “Adakah pengacara untuk negara ini?” “adakah saksi mata untuk negara ini?”, “tidakah kita semua memang hanya berpura – pura buta?”